Jumat, 04 Desember 2009

Wow!!

Nama Mendunia, Gaji Rp 2,4 Juta : Ilmuwan-Ilmuwan Indonesia Berprestasi Global
zul/kum (dari www.fisikanet.lipi.go.id)

Enam ilmuwan Indonesia masuk daftar Wise Index of Leading Scientists and Engineer. Daftar tersebut dikeluarkan sebuah lembaga internasional berkredibilitas di bidang sains dan teknologi. Siapa saja mereka? Mengapa dalam hal ini kita masih kalah dengan Malaysia?

Malu. Itulah yang dirasakan Tjia May On ketika namanya masuk deretan Wise Index of Leading Scientists and Engineer bersama lima ilmuwan tanah air yang lain. Mengapa malu? Guru besar Fisika dari ITB (Institut Teknologi Bandung ) itu lantas membandingkan dengan negara lain.

Selama 33 tahun, Tjia tekun dengan penelitiannya itu, baik dilakukan secara individu maupun tim. Hingga kini, profesor kelahiran Probolinggo 25 Desember 1934 itu telah menerbitkan dua buku teks, 24 penelitian kolaboratif internasional, 86 jurnal ilmiah internasional, 44 presentasi simposium internasional, 44 publikasi jurnal nasional, dan 77 presentasi imiah nasional.

Sebagian karya ilmiahnya dipublikasikan di jurnal internasional Physical Review, Nuclear Physics, Physica C, International Journal of Quantum Chemistry, Review of Laser Engineering, dan Journal of Non-linear Optical Physics.

Tjia juga sempat ikut riset di International Center of Theoretical Physics (ICTP), Trieste, Italia, yang didirikan fisikawan peraih hadiah Nobel asal Pakistan, Abdus Salam. Saat itulah, dia meninggalkan fisika partikel dan memasuki riset polimer, optik nonlinier, dan superkonduktor. Dalam dua bidang terakhir itu, namanya menginternasional.

Tjia menceritakan, dia pensiun dari ITB dengan gaji Rp 2,4 juta. Sampai sekarang, dia bahkan tetap tinggal di kompleks perumahan pegawai ITB. Layaknya pegawai negeri sipil (PNS) lain, untuk memenuhi kebutuhan dapurnya, dia bahkan masih sering ''mengamen'' mengajar di kampus lain. ''Seminggu dua kali saya mengajar di Universitas Indonesia (UI), naik kereta biar bisa baca-baca,'' tuturnya.